admin

Penetrasi HP Tumbuh Secara Eksponensial, Dan Tren Pembayaran Digital Memiliki Potensi Yang Lebih Besar

Jakarta – Dengan tingginya penetrasi smartphone, kemungkinan penggunaan pembayaran digital di masyarakat jauh lebih besar dibandingkan saat ini. Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia,

Jakarta – Dengan tingginya penetrasi smartphone, kemungkinan penggunaan pembayaran digital di masyarakat jauh lebih besar dibandingkan saat ini.

Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia, mengatakan, “Jika melihat perdagangan di Indonesia, terlihat bahwa perdagangan meningkat, namun kenyataannya potensinya jauh lebih besar.

Baca juga

Vince mengatakan dalam sebuah talk show di Jakarta, Kamis (25/8/2020) bahwa penetrasi HP di Indonesia sekitar 72%.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia memiliki akses pembayaran digital.

Selain itu, menurut salah satu pendiri DANA, data lain pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 57% penduduk Indonesia telah melakukan setidaknya satu upaya pembayaran digital.

Namun, dalam hal jumlah pembayaran dan penetrasi nilai, mereka hanya menyumbang 10-11% dari total distribusi ritel.

Vince menambahkan, “Ke depan, pembayaran Indonesia akan jauh lebih besar dari yang kami perkirakan saat ini.”

Salah satu contoh yang menunjukkan potensi tren pembayaran digital yang berkembang di Indonesia adalah adanya pembayaran melalui QRIS yang saat ini telah mencapai sekitar 20 juta QRIS di banyak merchant di Indonesia.

“Jadi kalau dilihat dari penerimaan, sudah bisa diakses. Jadi sekarang kita harus belajar bagaimana masyarakat beradaptasi,” tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, DANA mengatakan telah memiliki 120 juta pengguna di seluruh Indonesia, memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi per hari.

Andrijanto Muljono, Commercial Director, Smartfren Saat ini, pembayaran digital telah mengubah gaya hidup. Menurutnya, semua kelompok umur sekarang sudah sangat dekat dengan menggunakan smartphone.

Andrijanto mengatakan, “Jadi kami menganggap ini sebagai perubahan gaya hidup dan bekerja sama dengan DANA akan menambah kemungkinan besar lainnya.”

Genta Wira Anjalu, Chief Innovation Officer Sinarmas Asset Management, mengungkapkan dalam sebuah survei bahwa ada pergeseran kebiasaan pembayaran di antara Gen Z, Gen Y, dan Gen X.

“Umumnya Gen X berada di atas dan menggunakan kredit, debit dan uang tunai, tetapi ketika Gen Z dipindai, mereka lebih baik menggunakan smartphone dan uang tunai,” kata Ginta.

Di Indonesia sendiri, Jinta mengatakan total populasi Gen Z negara tersebut adalah 34% dari total populasi negara tersebut. Apalagi pada tahun 2030, diperkirakan pendapatan Generasi Z akan melebihi generasi millennial.

Jinta mengatakan, “Sangat mungkin jika Indonesia memiliki potensi terbesar di ASEAN, mengingat peluang yang luar biasa dari Generasi Z.”

Jinta juga mengatakan bahwa pada tahun 2021, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi $72 miliar pada tahun 2021 dan $146 miliar pada tahun 2025.

Vince menambahkan, semangat kolaborasi yang digagas Dana dan Senar Maas di sektor telekomunikasi, layanan keuangan digital, dan real estate merupakan langkah awal dalam memajukan ekonomi digital di seluruh industri.

Selain itu, Dana juga berencana untuk terus meningkatkan dan memperluas layanan keuangan berbasis gaya hidup, solusi merchant, dan berbagai layanan keuangan bagi nasabah melalui kemitraan dengan lembaga keuangan.

Menurut perusahaan, hal ini berkat teknologi terdepan DANA, inovasi dan solusi pembayaran yang terintegrasi dan didukung oleh bisnis Sinar Mas yang luas.

Vince mengatakan, “DANA juga terus bekerja untuk mempercepat pertumbuhan platform terbuka serta menjadi ekosistem terbuka sebagai solusi pembayaran dan layanan keuangan berbasis gaya hidup.”

Menurut Vince, Indonesia memandang perlu adanya edukasi dan integrasi keuangan yang lebih komprehensif.

Baca Juga:

Related Post